Ciderai Dan Merusak Demokrasi Di OKU : Sekelompok Oknum Sandera Dan Intimidasi Relawan Prabowo Gibran Dan BERTAJI

admin

Tiga Wanita Relawan Prabowo Gibran Dan BERTAJI Yang Disandera Sekelompok Oknum Suruhan

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU (AbdiJurnalis, Sumsel) – Kejadian yang telah menciderai demokrasi telah terjadi di Desa Tanjung Baru Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinai Sumatera Selatan, Rabu (16/10/2024), akibat ulah sekelompok oknum yang diduga sebagai orang suruhan telah menangkap dan menyandera tiga orang wanita yang merupakan Relawan Tim Pemenangan Prabowo-Gibran untuk H Teddy Meilwansyah dan Marjito Bachri Paslon Bupati OKU sungguh perbuatan tercela ini sangat menciderai Demokrasi di Kabupaten OKU.

Bahkan dalam informasi yang beredar disalah satu media, kejadian itu sangat menyalahi aturan ditengah tahapan pesta demokrasi Pilkada di Kab. OKU.

Diketahui tiga orang perempuan yang disandera tersebut mereka merupakan Relawan dari Tim Pemenangan Prabowo-Gibran yang juga membantu Paslon nomor urut 2, BERTAJI untuk melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, di mana Paslon Bertaji juga di usung Partai Gerindra, pimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan tugas tugas dan ketentuan yang diberikan oleh Ketua Gerindra OKU H Marjito Bachri.

Apa salahnya, mereka ini menyampaikan informasi serta melaksanakan sosialisasi program unggulan paslon nomor urut dua dan program Presiden terpilih.

Saat dilakukan “penangkapan dan penyanderaan”, menurut pengakuan ketiga relawan wanita ini mereka telah diintimidasi dan dicecar pertanyaan selayaknya seperti penjahat. Sehingga membuat mereka tertekan dan taruma ketakutan karena telah diintimidasi saat kejadian itu di kantor Pemerintah Desa Tanjung Baru.

“Mereka ini ditangkap dan digiring ke kantor Desa. Padahal jelas mereka ini dibekali surat tugas ada untuk mensosialisasikan BERTAJI. Jangan rusak dan ciderai Demokrasi di OKU ini, ” tegas Rafli Suhandi kepada awak media.

Rafli merupakan salah satu koordinator team relawan Prabowo-Gibran dan juga sebagai perwakilan dari Tim Pemenangan BERTAJI yang mendampingi dan mengadvokasi ketiga relawan wanita tersebut, saat mereka di giring ke Kantor Desa Tanjung Baru, yaitu atas nama Saraswati, Elisa, Levi, pada wartawan Rabu malam. Terangnya.

Dijelaskan Rafli, bahwa adik-adik relawan yang di lapangan pun tidak pernah meminta data pribadi untuk di data. Kalaupun ada jelas mereka itu kesadaran sendiri dari warga dan tidak ada paksaan.

Selain itu, sebagai bentuk prosedur agar tidak terjadi tumpang-tindih data antara yang satu dan lainya sehingga dapat efisien pendataan di lapangan.

“Tidak pernah meminta NIK identitas lainya secara paksa, tidak ada. Mereka memberi secara sukarela juga mencegah terjadinya tumpang tindih data diaplikasi mereka sehingga bisa efisien. Data ini sebagai dasar prioritas program presiden terpilih dan bertaji jika terpilih nanti, “ungkapnya.

Rafli juga membantah jika adanya upah Rp 2.500/NIK untuk para relawan, ungkapan itu dicetuskan relawan karena terus didesak,diintimidasi dan dipojokkan oleh oknum tersebut.

Ditegaskan Rafli, mereka relawan kerja sukarela dan ikhlas untuk membantu pasangan BERTAJI, karna program-programnya, sangat pro dan membantu rakyat serta ini merupakan bagian pemenangan paslon yang diusung partai Gerindra.

“Tidak ada itu, tidak benar. Seperti yang saya katakan tadi, kalau ada biaya untuk operasional seperti transportasi, biaya konsumsi dan biaya komunikasi itu wajar saja disediakan. Jadi itu tidak benar seperti ,” tandasnya.

Reza Pahlevi sebagai warga di Desa Tanjung Baru yang diminta untuk menengahi dan sebagai saksi atas dasar permintaan dari tim Prabowo-Gibran pada kejadian tersebut mengungkapkan bahwa adik-adik ini relawan Prabowo-Gibran yang berada di lapangan, saat itu menjalankan tugas mensosialisasikan program Presiden terpilih dan juga membantu mensosialisasikan program Paslon BERRAJI nomor urut 2 yang salah satunya di usulkan oleh Partai Gerindra dalam Pilkada OKU 2024.

“Jangan rusak dan ciderai Demokrasi di OKU ini. Sungguh aneh ada orang yang sosialisasi kok malah ditangkap. Jangan dong main tangkap. Tidak benar itu! Sebab tindakan itu termasuk intimidasi. Apa salahnya? Toh saat ini sedang masa kampanye,” jelas Reza.

Ditegaskanya, dalam kaitan ini pada dasarnya laporan pendataan tersebut sudah dilakukan pemberitahuan ke aparatur pemerintah. Serta dilengkapi dengan surat tugas dari partai Gerindra.

Tim Advokasi Hukum Paslon BERTAJI mengaku akan mendalami kasus yang menimpa Relawan Prabowo-Gibran yang selain mensosialisasikan program presiden terpilih. Mereka juga diberikan tugas mensosialisasikan visi, misi dan program paslon Bertaji di lapangan.

“Tentu kami akan mengumpulkan bukti-bukti secara komprehensif, dan jika diperlukan akan melaporkannya kepada pihak yang berwenang. Bisa lapor ke Bawaslu atau bahkan melapor ke pihak Kepolisian,” pungkas Rafli. (##)

Also Read

Tinggalkan komentar